Kamis, 22 Januari 2009

Bag 1: Sepekan Memahami Sakramen


1

Hari Pertama:

Sakramen Itu Apa?

  1. Sakramen adalah Lambang atau Simbol

Keseharian kita selalu berhadapan dengan banyak benda atau perbuatan yang pada dasarnya memiliki makna dan arti yang jauh lebih dalam daripada benda atau tindakan itu sendiri. Misalnya, dengan warna-warni lampu di perempatan jalan, kita diatur untuk menggunakan sarana lalu lintas jalan. Ketika lampu merah, kita berhenti, dan mempersilahkan kendaraan dari jalur lain lewat. Ketika lampu berwarna hujau, kita berjalan, dan apabila lampu kuning menyala, kita mulai berhenti, atau hati-hati.

Contoh lain lagi. Ketika seorang teman menraktir makan minum di hari ulang tahunnya, itu bukan sekedar makan minum biasa. Lebih daripada itu, tindakan makan minum tersebut merupakan ungkapan syukur, rasa cinta, penghargaan, dan persahabatan.

Sakramen, dalam Gereja Katolik, dapat dianalogikan dengan tindakan simbolik demikian. Gereja memakai menggunakan sakramen-sakramen sebagai lambang dan ungkapan karya penyelamatan Allah.

Kata sakramen sendiri berasal dari bahasa Latin, sacramentum. Asal kata sacramentum berasal dari bahasa Yunani, symbolon. Baik sacramentum maupun symbolon memiliki pengertian yang sama, yaitu tanda atau lambang.

  1. Ungkapan Karya Tuhan yang Menyelamatkan

Pertama-tama harus dipahami adalah, Yesus Kristus merupakan sakramen. Mengapa? Seperti sudah dikatakan sebelumnya, sakramen berarti tanda. Nah, justru di dalam Yesus Kristus lah Allah yang tidak tampak (transenden) menjadi kelihatan (imanen), dan Ia ada di dalam sejarah kehidupan manusia. Dalam Diri Yesus Kristus, orang dapat melihat, mengenal, mengalami Diri Allah sendiri.

Setelah Yesus berkarya di dunia, Ia naik ke surga. Ia tidak kelihatan lagi di dunia. Akan tetapi, dalam iman kita, kita yakin bahwa ia tetap hadir secara rohani di tengah-tengah kita. Bagaiman cara ia tampak dalam kehidupan kita? Ia tampak melalui Gereja-Nya. Bukankah Gereja adalah tubuh-Nya sendiri?

Gereja kemudian menjadi alat dan sarana penyelamatan Allah, tempat Kristus tampak untuk menyelamatkan umat manusia.

Kristus, melalui Gereja, bertindak secara ajaib menyelamatkan dunia. Tindakan itulah yang disebut sakramen. Sakramen merupakan “tangan” Kristus yang menjamah, merangkul, dan menyembuhkan kita. Melalui manusia biasa (para imam), dan dengan tanda atau simbol, serta dengan kata-kata yang biasa, Kristus hadir dan berkarya di dalam umat-Nya.

  1. Sakramen Meningkatkan dan Menjamin Hidup Kristiani

Setiap budaya di segala tempat di dunia, pasti ada memiliki suatu perayaan yang menandai saat-saat penting kehidupan manusia. Ketika seorang anak manusia lahir, maka diadakanlah upacara syukuran (potong rambut, tusuk kuping, dsb.). Seorang pemuda atau pemudi yang akil balik jika mau digolongkan dewasa, harus melewati beberapa ujian dan ditunjukkan pada suatu upacara (Orang Nias terkenal dengan Loncat Batu-nya). Demikian juga ketika hendak membangun sebuah rumah tangga, ada upacara adat sebagai syarat. Berikutnya, masih ada banyak upacara lagi yang harus diikuti.

Lebih kurang sama, Sakramen juga menjadi tanda dalam saat-saat penting kehidupan seorang kristiani. Seseorang yang hendak masuk dalam lingkungan umat Allah pertama-tama ditandai dengan baptis. Kedewasaannya ditandai dengan krisma. Ketika ia memilih hidup bekeluarga ia menerima sakramen perkawinan, dan atau menjadi pelayan Allah secara khusus, ia menerima sakramen imamat. Sementara itu, ada tobat yang diterima sebagai rahmat pengampunan, ekaristi sebagai tanda kesatuan dan perminyakan orang sakit sebagai sarana penguatan dari Roh Kudus-Nya. Singkatnya, sakramen-sakramen adalah cara dan sarana Kristus untuk menjadi tampak, dan dengan demikian dapat dialami oleh manusia.

Sakramen-sakramen yang adalah tanda kehadiran Kristus itu tidak bekerja secara otomatis. Rahmat itu perlu ditanggapi oleh manusia sendiri. Tanggapan itu berupa sikap batin yang selalu mengimani-Nya, dan dengan demikian memiliki kehendak baik. Akan tetapi kehendak saja masih tidak cukup. Harus ada suatu tindakan nyata yang menunjukkan keberimanan dan kehendak yang baik.

Di dalam sakramen terjadi pertemuan antara Kristus dan manusia. Kristus yang berperan dalam upacara tersebut harus pula diimbangi dengan peran manusia (sikap iman). Kristus tidak akan menyelamatkan orang yang memang tidak mau diselamatkan atau yang tidak percaya.

Berikutnya kita akan masuk ke Sakramen satu per satu …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar